12 Februari 2011

Antara Syukur dan Pengorbanan



Segala puji bagi Allah yang telah memberikan segala kenikmatan , Maha suci Engkau ya Allah aku memujimu , Maha berkah akan namaMu , Maha tinggi kekayaan dan kebesaranMu , Tiada Tuhan yang berhak di sembah kecuali Engkau .

Siang itu terasa terik sekali , di sebuah jalan yang dipenuhi oleh hiruk pikuk dan bisingnya kendaraan . Ditambah dengan banyaknya debu yang berterbangan membuat suasana jalan kian tak nyaman . Samar – samar dari kejauhan saya lihat seorang pemuda mengayuh sepeda dengan tertatih – tatih , diantara barisan kendaraan yang lalu lalang berjalan searah dengan pengendara sepeda itu …

Pelan – pelan tapi pasti akhirnya ia berhenti di beranda tempat aku duduk istirahat , sambil menikmati es dawet yang dijajakan pi pinggir jalan itu . aku perhatikan wajah yang bercucuran keringat mungkin karena panasnya matahari atau mungkin karena jauhnya perjalanan yang sudah ia tempuh , dengan mengenakan pakaian seragam yang sudah basah karena keringat , sepertinya ia adalah salah satu siswa di salah satu sekolah di pusat kota tersebut .

Wajah yang sayup dan teduh dibalik derai keringat yang masih membasahi wajah dan tubuhnya dengan menggunakan sapu tangan , ia duduk tepat disampingku . Sambil menikmati es dawet yang telah ia pesan , aku coba bertanya – tanya kepadanya …

Dari hasil pertanyaan saya , ternyata memang benar ia sekolah di salah satu sekolah di pusat kota , dan tempat tinggalnya pun berada di pinggiran kota yang berbeda pula . Tiap hari ia berangkat sekolah pukul 05.00 atau paling lambat jam 05.30 pagi dengan mengendarai sepeda jengki nya ( SubhanaAllah dalam hati ana ) begitu besar semangat dan perjuangannya untuk bisa sampai ke sekolah . Misalkan dari tempat tinggalnya untuk sampai ke sekolahnya yang saya tahu jika naik angkutan umum adalah 3 kali , itupun harus naik bus antar kota sekali agar bisa lebih cepat , misal pulang pergi adalah 6 kali . Mungkin sudah jarang sekali anak2 sekolah yang mau bersepeda ke sekolah dalam jarak sejauh itu .

Dan yang membuat saya lebih kagum lagi kerena alasan ia bersepeda karena tidak ingin merepotkan beban orang tua , memang dari ceritanya orang tuanya adalah buruh bangunan yang tidak tentu hasilnya . Dan kenapa pula ia tidak mencari sekolah yang dekat dengan rumahnya karena di daerahnya tidak ada sekolah tehnik yang berstatus Negeri , berbiaya murah , dan berkualitas bagus . Oleh karena itu ia bersekolah disana , dan dg harapan apabila lulus dari sana akan bisa langsung bekerja .

Sungguh besar perjuangan dan pengorbanannya demi meraih sebuah harapan dan cita – cita .
Cobalah kita ambil hikmah dan renungkan dari cerita di atas, sungguh bukankah Allah telah memberikan segala kenikmatan yang kita butuhkan dan mencukupkannya …

‘’ Segala puji bagi Allah yang memberi makan kami , memberi minum kami , mencukupi kami , dan memberi tempat berteduh , berapa banyak orang yang tidak mendapatkan orang yang memberi kecukupan dan tempat berteduh .’’
( HR . Muslim )

Tapi terkadang kita enggan mensyukurinya walaupun dengan hal kecil sekalipun . ..
Wallahu a’alam ,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar