7 November 2012

Delapan Nasehat


Syaqiq al-Balkhi berkata kepada Hatim, “Kita sudah bergaul beberapa waktu lamanya, apa yang telah kamu pelajari?” Dia menjawab, “Delapan masalah:

Pertama: Aku memperhatikan manusia, setiap orang mempunyai orang dicintainya, bila sudah tiba di kuburan maka keduanya berpisah, maka aku menjadikan kekasihku adalah kebaikan agar ia selalu bersamaku dalam kubur.

Kedua: Aku membaca firman Allah,
وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى [النازعات/40]
“Dan menahan diri dari hasrat hawa nafsunya.” An-Nazi’at: 40, maka aku berupaya keras agar jiwaku melawan hawa nafsunya, sehingga ia bersemayam di atas ketaatan kepada Allah.

Ketiga: Aku melihat siapa yang mempunyai sesuatu yang berharga maka dia akan menjaganya, kemudian aku membaca firman Allah,
مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ [النحل/96]
”Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah akan kekal.” An-Nahl: 96, maka setiap aku mempunyai sesuatu yang berharga, aku memberikannya kepada Allah agar ia terjaga di sisiNya.

Keempat: Aku melihat orang-orang berlomba-lomba dalam urusan harta, kedudukan dan kemuliaan, padahal ia bukan apa-apa, lalu aku melihat kepada firman Allah,
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ [الحجرات/13]
”Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kamu.” Al-Hujurat: 13, maka aku berusaha bertakwa agar menjadi orang mulia di sisi Allah.

Kelima: Aku melihat orang-orang saling dengki, lalu aku membaca firman Allah,
نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا [الزخرف/32]
“Kami telah menentukan di antara mereka penghidupan mereka di dunia ini.” Az-Zukhruf: 32, maka aku membuang kedengkian.

Keenam: Aku melihat manusia saling bermusuhan, lalu aku membaca firman Allah,
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا [فاطر/6]
”Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu maka jadikanlah dia sebagai musuhmu.” Fathir: 6, maka aku tidak memusuhi manusia dan menjadikan setan sebagai musuh satu-satunya.

Ketujuh: Aku melihat manusia merendahkan diri mereka dalam mencari rizki, maka aku membaca firman Allah,
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا [هود/6]
”Dan tidak ada satu binatang melata pun di muka bumi kecuali Allah memberinya rizki.” Hud: 6, maka aku menyibukkan diriku dengan apa yang menjadi hak Allah atasku dan meninggalkan hakku di sisiNya.

Kedelapan: Aku melihat mereka mengandalkan perdagangan, pekerjaan dan kesehatan tubuh mereka, maka aku bertawakal kepada Allah.

Mukhtahsar Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah.
www.alsofwah.or.id

29 Oktober 2012

Amal Perbuatan

      Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi dan junjungan kita Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam , beserta segenap keluarga , sahabat serta para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman .

Beberapa ungkapan yang mungkin dapat kita jadikan renungan insyaAllah :

      Aku tak berharap sanjungan ataupun pujian, namun justru aku mengharap hinaan ataupun cacian hingga dengan hinaan dan cacian tersebut dapat mendekatkanku pada Rabb - ku, dari pada sanjungan ataukah pujian yang hanya akan menjauhkanku pada Rabb - ku ...

      Aku tak takut segala keburukanku ataukah kejahatanku terungkap ataukah terlihat, namun aku sangat takut apabila segala sesuatu yang aku perbuat yang Allah anggap suatu amalan ataukah kebaikan terungkap atau terlihat , hingga membuat hati dan diriku menjadi riya karenanya ...

    Setiap orang memiliki jalan hidup masing - masing , baik ataukah buruk , sesat ataukah tidak bergantung kepada pilihan seseorang dalam menentukan pilihan dan jalan hidupnya ...

    Baik ataukah buruk jalan hidup seseorang tentulah masing - masing memiliki konsekuensi . Sebagaimana dalam firman Allah :

'' Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat , maka itu untuk dirimu sendiri ...

( Q. S . Al Israa : 7 )

Setiap amal perbuatan baik ataukah buruk yang telah kita lakukan pastilah ada balasanya , sesuai dengan firman Allah :

'' Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat ( balasan ) nya .Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun , niscaya dia akan melihat ( balasan ) nya pula .''

( Q.S . Az Zalzalah : 7 - 8 )




 Mustaghfirin Rabbani ...
 13 Dzulhijah ...

Meski Diejek, Pemulung Ini Tetap Berkurban

Yati (55) menabung susah payah untuk berkurban. Wanita yang berprofesi sebagai pemulung ini mengaku sempat ditertawakan saat bercerita seputar niatnya untuk berkurban.
“Pada ketawa, bilang sudah pemulung, sudah tua, nggembel ngapain kurban,” cerita Yati kepada Merdeka, Jumat (26/10).
Tapi Yati bergeming. Dia tetap meneruskan niatnya untuk membeli hewan kurban. Akhirnya setelah menabung tiga tahun, Yati bisa berkurban tahun ini.
Yati mengaku sudah seumur hidup ingin berkurban. Wanita tua asal Madura itu malu terus mengantre daging kurban. Keinginan ini terus menguat, saat Bulan Ramadan. Yati makin giat menabung.
“Saya ingin sekali saja, seumur hidup memberikan daging kurban. Ada kepuasaan, rasanya tebal sekali di dada. Harapan saya semoga ini bukan yang terakhir,” jelasnya.
“Pada bilang apa tidak sayang, mending uangnya untuk yang lain. Tapi saya pikir sekali seumur hidup masa tidak pernah kurban. Malu cuma nunggu daging kurban,” beber Yati.
Yati dan suaminya Maman (35) sama-sama berprofesi sebagai pemulung. Pendapatan mereka jika digabung cuma Rp 25 ribu per hari. tapi akhirnya mereka bisa membeli dua ekor kambing. Masing-masing berharga Rp 1 juta dan Rp 2 juta.
mengaku menabung tiga tahun untuk membeli dua ekor kambing kurban. Walau susah payah, mereka ingin memberikan kurban, bukan terus mengantre diberi daging kurban. “Saya nabung tiga tahun untuk beli dua ekor kambing. Yang besar itu saya beli Rp 2 juta, yang kecil Rp 1 juta,” kata Yati
Dua kambing ini disumbangkan ke Masjid Al Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan. Jemaah masjid megah itu pun meneteskan air mata haru.

By aan ( Kisah Islami )

18 Juni 2012

Harapan dan kerinduan

Adakah jalan sebuah kemudahan

Terurai dalam bait dan harapan

Terukir dalam bejana kehidupan

Tenggelam dalam buih kerinduan

Berharap rahmat dan ampunan

Ya Allah ya Salam …

Sesungguhnya aku amat menganiaya diriku

Dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa - dosa kecuali Engkau

Aku berlindung kepada - Mu dengan keridhaan - Mu dari kebencian - Mu

Dengan keselamatan - Mu dari siksaan - Mu

Aku tidak membatasi pujianku kepada - Mu

Engkau adalah sebagaimana pujian - Mu kepada diri - Mu

Ya Allah , sesungguhnya aku adalah hamba – Mu

 Aku mohon kepada - Mu dengan setiap nama yang telah Engkau gunakan untuk diri - Mu

Yang Engkau turunkan dalam kitab - Mu

Engkau ajarkan pada seseorang dari makhluk - Mu 

Atau yang Engkau khususkan untuk diri - Mu dalam ilmu ghaib di sisi - Mu

Teguhkanlah hamba pada agama – Mu dan ampunilah dosa – dosa ku …

Maha Suci Engkau ya Allah , aku memujimu

Maha berkah akan nama - Mu

Maha Tinggi Kekayaan dan Kebesaran - Mu

Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau

Dzat yang memiliki Keperkasaan , Kerajaan , dan Keagungan …



Mustaghfirin Rabbani











28 April 2012

Ingatlah ...


Sekedar untuk mengingatkan

1) Kubur setiap hari menyeru manusia sebanyak 5 kali :


   a) Aku rumah yang terpencil,maka kamu akan senang dengan                                                            selalu membaca Al-Quran  
  b) Aku rumah yang gelap,maka terangilah aku dengan selalu     shalat malam
   c) Aku rumah penuh dengan tanah dan debu,bawalah amal shaleh yang menjadi hamparan
  d) Aku rumah ular berbisa,maka bawalah amalan Basmallah sebagai penawar
  e) Aku rumah pertanyaan Munkar dan Nakir,maka banyaklah bacaan "Laa Ilaaha illallah Muhammadar Rasulullah", supaya kamu dapat menjawabnya

  2) 5 Jenis Racun dan dan Penawarnya :

   a) Dunia itu racun, Zuhud itu obatnya
   b) Harta itu Racun, Zakat itu obatnya
   c) Perkataan yang sia-sia itu racun, Dzikir itu obatnya
   d) Seluruh umur itu racun, Taat itu obatnya
   e) Seluruh tahun itu racun, Ramadhan itu obatnya


3) Ada 4 dipandang sebagai ibu, yaitu : 

   a) Ibu dari segala OBAT adalah SEDIKIT MAKAN
   b) Ibu dari segala ADAB adalah SEDIKIT BERBICARA
   c) Ibu dari segala IBADAT adalah TAKUT BUAT DOSA
   d) Ibu dari segala CITA-CITA adalah SABAR

4) Orang yang tidak melakukan Shalat :

    a) Subuh     : Dijauhkan cahaya muka yang bersinar
    b) Dzuhur   : Tidak diberikan berkah dalam rezekinya
    c) Ashar     : Dijauhkan dari kesehatan/kakuatan
    d) Maghrib : Tidak diberi santunan oleh anak-anaknya
    e) Isya        : Dijauhkan kedamaian dalam tidurnya


Berpesan - pesanlah pada kebenaran ...
Wallahu Alam ,

28 Maret 2012

Wasiat Kaum Salaf

Wasiat merupakan salah satu ajaran Allah yang mulia, penting dan sangat berguna. Contoh sebuah wasiat Allah di dalam kitab-Nya, yang artinya, “…dan sungguh Kami telah mewasiatkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah...”(QS. an-Nisa: 131)

Rasulullah memberikan keteladanan kepada ummatnya berupa contoh wasiat yang baik. Ummu Salamah -istri Nabi- menyebutkan di antara wasiat terakhir Rasulullah, “Shalat...shalat dan (perlakukanlah dengan baik) orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabmu.” (HR. Ahmad, no.27240)

Itulah contoh wasiat Rasulullah yang beliau sampaikan menjelang wafat. Lalu, bagaimana contoh wasiat dari generasi terbaik (baca: Salaf Shalih), yang meneladani Rasulullah dengan baik? Berikut ini beberapa contoh wasiat dari mereka menjelang akhir hayat. Yaitu;

Abu Bakar ash Shiddiq

Abu Malih mengatakan, tatkala menjelang ajal, Abu Bakar mengirim surat kepada Umar bin al-Khaththab, beliau berkata, “Aku wasiatkan kepadamu suatu wasiat, mudah-mudahan engkau mau menerimanya; Sesungguhnya Allah mempunyai hak (yang wajib ditunaikan oleh hamba-Nya) pada malam hari yang tidak diterima oleh-Nya di siang hari, sesungguhnya Allah mempunyai hak pada siang hari yang tidak diterima oleh-Nya di malam hari. Sesungguhnya Allah tak akan menerima amalan yang sunnah hingga yang fardhu ditunaikan, timbangan yang berat sesungguhnya adalah yang di akhirat karena mengikuti kebenaran sewaktu hidup di dunia meskipun terasa berat, adalah hak mizan (timbangan) untuk diletakkan padanya karena benar-benar akan memperberatnya. Tidakkah engkau tahu bahwa ringannya timbangan adalah yang ringan di akhirat karena mengikuti kebatilan sewaktu di dunia, dengan ringan, maka benar-benar diletakkan di dalam timbangannya kebatilan itu sehingga menjadi ringan. Tidakkah engkau tahu bahwa Allah menurunkan ayat ar-Radja (ayat yang berisi harapan) pada ayat asy-Syiddah (ayat yang berisi ancaman yang keras), dan ayat asy-Syiddah pada ayat ar-Radja, agar seorang hamba harap-harap cemas, tidak menjerumuskan dirinya ke dalam kehancuran, tidak berharap kepada Allah dengan berlebihan.”

Umar bin al-Khaththab

Salim bin Abdullah mengatakan dari ayahnya, “Umar berada di pahaku saat beliau sakit yang mengakibatkan beliau meninggal dunia. Beliau (yakni: Umar–ed) mengatakan, “Letakkan kepalaku di atas tanah.” Aku pun mengatakan, “Ada apa dengan Anda, aku letakkan di atas tanah atau di atas pahaku?!” Lalu, beliau mengatakan, “Tak ada ibu bagimu, letakkanlah di atas tanah.” Maka, aku pun meletakkan kepala beliau di atas tanah. Lalu, beliau mengatakan, ‘Celakalah aku dan celakalah ibuku jika Allah tidak merahmatiku.’”

Utsman bin Affan

Al-‘Ala bin Fadhl dari ayahnya mengatakan, “Tatkala Utsman bin Affan terbunuh, mereka memeriksa beberapa tempat yang dijadikan Utsman sebagai tempat penyimpanan harta. Mereka mendapati sebuah kotak yang tertutup. Lalu, mereka membukanya. Mereka mendapati secarik kertas yang bertuliskan, “Ini adalah wasiat Utsman bin Affan, dengan menyebut nama Allah Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Utsman bin Affan bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, bahwa Surga itu benar, neraka benar, Allah akan membangkitkan orang-orang yang berada di dalam kubur pada hari yang tak ada keraguan padanya, sesungguhnya Allah tak akan menyelisihi janji-Nya, di atasnya dia dihidupkan dan di atasnya pula dia dimatikan, dan di atasnya pula dia akan dibangkitkan, insyaallah .

Ali bin Abi Thalib

Asy-Sya’bi mengatakan, “Tatkala Ali bin Abi Thalib ditikam, beliau mengatakan, ‘Apa yang dilakukan orang yang menikamku?’ Mereka mengatakan, ‘Kami telah menangkapnya.’ Beliau mengatakan, ‘Berilah ia makan dari makananku, dan berilah ia minum dari minumanku. Jika aku hidup niscaya aku akan mempertimbangkan kelanjutannya. Namun, jika ternyata aku meninggal maka pukullah ia dengan sekali pukulan saja, jangan kalian menambahkannya.’ Kemudian, beliau berwasiat kepada al-Hasan (putranya-ed) agar ia memandikan jenazahnya, tidak bermahal-mahal dalam (pembelian/penggunaan) kain kafan, beliau mengatakan, “Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian bermahal-mahal dalam hal kain kafan, karena sesungguhnya ia akan cepat rusak” (selanjutnya) beliau (Ali bin Abi Thalib-ed)mengatakan, “Dan bawalah aku dengan berjalan, jangan telalu cepat dan jangan pula terlalu lambat. Karena jika keadaanku baik, berarti kalian telah mempercepatku menuju kepada-Nya, dan jika keadaannya buruk berarti kalian telah segera melemparkan aku dari pundak-pundak kalian.”

Fatimah Putri Rasulullah.

Asma bintu Umais mengatakan bahwa Fatimah bintu Rasulillah pernah berwasiat agar yang memandikan (mayatnya) adalah suaminya Ali bin Abi Thalib. Maka, tatkala ia meninggal dunia, suaminya dan Asma bintu ‘Umais memandikan (jenazah)nya.”

Rabi’ bin Khutsaim

Abu Rabi’ah as-Sa’di mengatakan, pernah dikatakan kepada Rabi’ bin Khutsaim, tidakkah Anda berwasiat? Beliau menjawab, “Dengan apa aku berwasiat? Sungguh kalian telah mengetahui bahwa aku tak punya dinar tidak pula dirham, tak akan ada seorang pun yang mempersoalkan diriku di sisi Tuhanku dan aku tak akan memusuhi seorang pun.” Lalu dikatakan kepadanya, berwasiatlah! Beliau pun kemudian mengatakan, “Aku mempunyai seorang istri yang masih muda, jika aku meninggal, maka anjurkanlah ia agar mau menikah, carikan untuknya lelaki shaleh, dan anakku ini, bila kalian melihatnya usaplah kepalanya, karena sesungguhnya aku pernah mendengar Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mengusap kepala anak yatim, maka setiap rambut baginya terdapat tamr di atasnya, tangannya bercahaya pada hari kiamat.” Lalu dikatakan kepada beliau, berwasiatlah! Beliau mengatakan, “Inilah yang ar-Rabi’ bin Khutsaim wasiatkan.”

Abu Bakr Muhammad bin Sirin

Ibnu ‘Aun mengatakan, “Ibnu Sirin pernah berwasiat tatkala hendak meninggal dunia. ‘Dengan menyebut nama Allah Dzat Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, ini adalah apa yang diwasiatkan oleh Muhammad bin Abi ‘Amrah kepada anak-anak dan keluarganya, hendaklah kalian bertakwa kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesama kalian; dan taatilah Allah dan Rasul-Nya jika kalian adalah orang-orang yang beriman.” Beliau juga berwasiat seperti apa yang diwasiatkan oleh Nabi Ya’kub kepada anaknya, “Hai anak-anakku! sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam.’”

Marwan bin Hakam

Abdul Aziz bin Marwan mengatakan, Marwan berwasiat kepadaku, “Janganlah engkau jadikan orang yang menyeru kepada Allah sebagai hujjah atasmu. Apabila engkau berjanji dengan suatu janji, maka datangilah tempatnya meskipun engkau akan dipenggal dengan pedang, dan jika engkau mempunyai masalah hendaklah engkau memusyawarahkannya dengan ahli ilmu dan orang-orang yang mencintaimu, karena, kepada ahli ilmu, Allah telah memberikan petunjuk kepada mereka insyaAllah. Adapun kepada orang-orang yang mencintaimu mereka tak akan bakhil untuk memberikan nasihat kepadamu.

Wallahu ‘alam bishshawab



(Abu Umair Amar bin Syakir)
[Sumber: “Washaya al ‘Ulama ‘Inda Huduuril Maut,” Syaikh Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Zabr ar-Rib’i Abu Sulaiman. Daar Ibnu Katsir, Bairut. Cet.I tahun 1406. Tahqiq: Abdul Qodir al-Arnauth dengan sedikit gubahan]
www.alsofwah.or.id

26 Maret 2012

Kiat menghindari Maksiat

Setiap manusia pernah berbuat dosa dan kesalahan, baik besar ataupun kecil. Rasulullah bersabda, “Setiap anak Adam pernah melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah orang-orang yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah, no, 4251)

Bahkan para Nabi pun tidak luput dari kesalahan, dan mereka bertaubat kepada-Nya. Seperti nabi Adam pernah melanggar perintah Allah dengan mendekati pohon larangan, kemudian beliau bertaubat dan berdoa kepada Allah, artinya, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. al-A’raf: 23)

Pada zaman ini, sarana kemaksiatan semakin banyak, orang semakin sulit menghindari racun yang ditimbulkan oleh kemaksiatan tersebut. Walaupun demikian ada beberapa kiat agar terhindar dari kemaksiatan, yaitu;

1. Menganggap Besar Dosa

Orang yang beriman dan bertakwa selalu menganggap besar dosa-dosa, meskipun dosa yang dilakukan tergolong dosa kecil. Mereka merasa terbebani dengan dosa tersebut dan menganggap besar kekurangan dirinya di sisi Allah.

Ibnu Mas’ud berkata, “Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sedangkan orang yang fajir (suka berbuat dosa) melihat dosanya seperti lalat yang lewat di depan hidungnya.”

Bilal bin Sa’d mengatakan, “Jangan kamu melihat pada kecilnya dosa, tetapi lihatlah kepada siapa kamu bermaksiat.”

2. Jangan Meremehkan

Rasulullah bersabda, “Janganlah kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang yang melakukan suatu dosa menganggap remeh dosa, maka ia dapat membinasakannya.”(HR. Ahmad dengan sanad hasan)

3. Jangan Mujaharah

Mujaharah adalah melakukan kemaksiatan, dan menceritakan kemaksiatan tersebut kepada manusia. Pelaku maksiat yang mujaharah lebih besar dosanya daripada yang melakukan dosa tanpa mujaharah. Rasulullah bersabda, “Semua umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang terang-terangan dalam bermaksiat). Termasuk mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari kemudian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah menutupinya, ia berkata, ‘Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan demikian dan demikian.’ Pada malam hari Tuhannya telah menutupi kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

4. Taubat Nasuha

Allah berfirman, artinya, “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. an-Nur: 31)

Rasulullah bersabda, “Allah lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di antara kamu yang berada di atas kendaraannya di padang pasir yang tandus. Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan itu, lalu ia menuju pohon dan tidur di bawah naungannya dalam keadaan bersedih terhadap kendaraannya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kendaraannya muncul di dekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya. Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira, ‘Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu’. Ia salah ucap karena sangat bergembira.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

5. Mengulangi Taubat

Rasulullah bersabda, “Seorang hamba melakukan dosa, maka ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, aku telah melakukan suatu dosa, maka ampunilah!’ Tuhannya berfirman, ‘Hamba-Ku tahu bahwa ia memiliki Tuhan yang akan mengampuni dosanya. Aku telah mengampuni hamba-Ku.’ Kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, maka ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, aku telah melakukan dosa lagi, maka ampunilah!’. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku tahu bahwa ia memiliki Tuhan yang akan mengampuni dosanya. Aku telah mengampuni hamba-Ku.’ Kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, maka ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, aku telah melakukan dosa kembali, maka ampunilah dosaku!’.Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku tahu bahwa ia memiliki Tuhan yang akan mengampuni dosanya. Aku telah mengampuni hamba-Ku.’ Tiga kali; maka lakukanlah apa yang ia suka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Ali bin Abi Thalib berkata, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.” Ditanyakan, ‘Jika ia mengulangi lagi?’ Ia menjawab, ‘Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.’ Ditanyakan, ‘Jika ia kembali berbuat dosa?’ Ia menjawab, ‘Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.’ Ditanyakan, ‘Sampai kapan?’ Dia menjawab, ‘Sampai setan berputus asa.”’

6. Senantiasa Beristighfar

Saat-saat beristighfar:
Ketika melakukan dosa
Setelah melakukan ketaatan
Dalam dzikir-dzikir rutin harian
Beristighfar setiap saat
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya sesuatu benar-benar menutupi hatiku, dan sesungguhnya aku beristighfar kepada Allah dalam sehari 100 kali.” (HR. Muslim, No. 2702)

7. Melakukan Kebajikan Setelah Keburukan

Rasulullah bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebajikan maka kebajikan itu akan menghapus keburukan tersebut, serta perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi. At-Tirmidzi menilai hadits ini hasan shahih)

8. Memurnikan Tauhid

Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Ketika Rasulullah dalam perjalanan pada malam yang berakhir di Sidratul Muntaha, beliau diberi tiga perkara: diberi shalat lima waktu, penutup surat al-Baqarah, dan diampuninya dosa orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun dari umatnya.” (HR. Muslim)

Rasulullah bersabda, “Allah berfirman, ‘Barangsiapa yang melakukan kebajikan, maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa; barangsiapa yang datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah yang sama.’” (HR. Muslim dan Ahmad)

9. Bergaul Dengan Orang-Orang Shalih

Manfaat bergaul dengan orang shalih:
Bersahabat dengan orang-orang baik adalah amal shalih
Mencintai orang-orang shalih menyebabkan seseorang bersama mereka di Surga, walaupun ia tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal
Manusia itu terdiri dari 3 golongan, yaitu,

a. Golongan yang membawa dirinya dengan takwa dan mencegahnya dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik.

b. Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia berharap suatu hari dapat berpisah dari kemaksiatan tersebut.

c. Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan menyesal karena kehilangan hal itu.

4. Penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat dipetik dari persahabatan yang baik.

5. Jika berpisah dengan orang-orang yang baik, maka biasanya akan berteman dengan orang yang buruk dan pelaku maksiat.

10. Jangan Mencela Perbuatan Dosa Orang Lain

Rasulullah menceritakan kepada para shahabat bahwa seseorang berkata, “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan.” Allah berkata, ”Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu.” (HR. Muslim).



[Sumber: “Sabiilun Najah min Syu’umil Ma’shiyyah,” karangan Muhammad bin Abdullah ad-Duwaisy, edisi Indonesia: “13 Penawar Racun kemaksiatan,” Darul Haq, Jakarta.]
www.alsofwah.or.id

26 Februari 2012

Only to Allah

Alanghkah indahnya pabila selalu dekat dengan – Nya

Alangkah indahnya pabila hati selalu tertaut pada – Nya

Alangkah indahnya pabila kita dapat menjaga hati dan fikiran kita hanya untuk – Nya

Alangkah indahnya pabila kita dapat menjaga pandangan kita karena – Nya

Alangkah indahnya pabila kita dapat menjaga pendengaran kita karena – Nya

Alangkah indahnya pabila kita dapat menjaga ucapan – ucapan ( mulut ) kita karena – Nya

Alangkah indahnya pabila kita dapat menjaga kemaluan kita karena – Nya

Alangkah indahnya pabila kita dapat menjaga tingkah dan perbuatan kita karena – Nya

Alangkah indahnya pabila kita teguh dan dapat memperjuangkan Agama – Nya

Alangkah indahnya pabila kita dapat menegakkan syariat – syariat agama – Nya

Alangkah indahnya pabila kita dapat membela umat nabi – Nya

Alangkah indahnya pabila kita dapat saling tolong - menolong dan nasehat – menasehati dalam kebaikan karena - Nya

Alangkah indah pabila kita dapat menjaga tali silaturahim dengan seluruh saudara – saudara kita umat muslimin karena – Nya

Sungguh alangkah indahnya pabila kita mencintai Allah lebih dari segalanya

Alangkah indahnya pabila kita dapat mencintai dan mengamalkan sunah – sunah Rasul – Nya

Alangkah indahnya pabila segala sesuatu yang kita lakukan hanya karena – Nya

Demi mengharap rahmat dan ridha – Nya …

Laa ilaaha illallah …




Mustaghfirin Rabbani

25 Februari 2012

Tatkala Katakpun ingin mendengar Kalam Illahi

Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi dan junjungan kita Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam , beserta segenap keluarga , sahabat serta para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman .

Hari ini Alhamdulillah cuaca cerah dari pagi hingga sore , Alhamdulillah pula hari ini sedang libur . Waktu libur biasanya ana manfaatkan buat beres – beres rumah , bersih – bersih , dan seperti biasa melakukan pekerjaan yang ana anggap paling berat dan berbahaya ( afwan bercanda ) yaitu mencuci .Pagi kurang lebih jam 09.00 alhamdulillah beres – beres dan bersih - bersihnya sudah selesai , sekarang lanjut sesi berikutnya yaitu mencuci .

Sekitar pukul 11.00 pun akhirnya selesai sudah mencuci sesi pertama . Akhirnya tinggal istirahat sambil buka komputer yang sudah standby dari tadi malam . Baca – baca berita tentang dunia Islam sembari dengar surah – surah yang menenangkan hati tentunya … ( Alhamdulillah )

Tak tersa waktu pun sudah beranjak sore , cuaca pun Alhamdulillah sudah berubah menjadi mendung ( pertanda akan hujan InsyaAllah ) . Tepat waktu shalat Magrib akhirnya hujan turun juga walaupun tidak begitu deras dan hanya sebentar .

Bada Isya sekitar kurang lebih pukul 07.45 , seperti biasa mulai buka computer lagi untuk baca – baca , tulis – tulis , cek – cek … dll , sambil dengar surah – surah tentunya . Malam itu ana dengar surah dari Qari Ziyad patel surah yasiin yang selalu ana ulang – ulang misal sudah selesai ( maklum salah satu Qari yang ana sukai ) dan sungguh tenangnya dan tentramnya hati tatkala mendengarkan Kalam Illahi . Seiring selesainya bacaan surah Yasiin yang ana dengarkan via salah satu layanan yang menyimpan video – video anapun istirahat sejenak .

Betapa kagetnya ana tatkala menoleh kebelakang ada seekor katak berada di belakang tempat ana duduk , ana perhatikan dengan seksama dari tempat duduk . Dalam hati ana berfikir macam – macam , ( apa yang katak ini ingin lakukan sampai masuk kerumah , apa ana harus mengusirnya , atau memang mau temani ana dengar surah … ??? ) anapun tersenyum padanya … ( ^ _ ^ )

Dan ana putuskan untuk membiarkannya , Dalam hati anapun berfikir kenapa katak ini hanya diam di belakang ana terus padahal ana bergerak kesana - kemari di tempat duduk sambil melihatnya + sedikit senyuman sebagai tanda terima kasih telah bersedia mampir dan menemani malam ini ( ^ _ ^ ) . Tapi dalam hati ana yakin … hummm pa katak ini mau dengar Surah Yasiin yang barusan ana putar … !!! Akhirnya ana putar ulang Surah Yasiin tersebut sembari mulai baca – baca kembali tanpa menghiraukan katak yang berada di belakang ana .

Ditengah bacaan Surah Yasiin yang ana putar , ana sempatkan menoleh ke belakang untuk melihat katak tersebut dan memberinya senyuman tentunya … ( ^ _ ^ ) tapi Cuma sebentar , habis itu ana fokus lagi pada bacaan ana . Setelah beberapa lama akhirnya bacaan Surah Yasiin dari Qari Ziyad Patel pun selesai , dan ana sempatkan lagi untuk melihat sang katak , dan percaya atau tidak katak itu beranjak untuk menuju ke arah pintu keluar dan akhirnya keluar rumah ana .

Maha Suci Allah dengan segala kemulian – Nya …

Wallahu Alam ,



Mustaghfirin Rabbani

7 Februari 2012

Ketika Keinginan Menikah Itu Tiba

Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi dan junjungan kita Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam , beserta segenap keluarga , sahabat serta para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman .

Islam memberikan kita kewajiban untuk memiliki satu risalah dalam hidup ini dengan cara hidup menurut risalah tersebut sehingga kita semua betul-betul menjadi Muslim baik dalam segi akidah, ibadah, maupun akhlak.

Dengan Pengakuan thd Islam berarti kita harus bekerja keras di lingkungan kita dalam semua level, dari keluarga sampai negara, dan bahkan ke segenap ummat manusia karena Islam diturunkan kepada semua manusia. Kita tidak cukup dg hanya menyatakan saja bahwa kita menganut Islam dan mematuhinya tanpa memperdulikan orang2 di sekeliling kita. Kita seharusnya memiliki rasa tanggung jawab kepada orang lain, menyeru dan menasihati mereka.

Rasulullah telah bersabda: "Barang siapa yg tidur dan tidak mengambil beban urusan orang2 Islam maka dia bukan termasuk golongan mereka."
(HR al-Baihaqi)

Bertolak dari keadaan ini, kita memiliki tanggung jawab baru, yaitu tanggung jawab untuk:

• Menegakkan sebuah masyarakat Islam
• Menyampaikan Islam kepada masyarakat.

Langkah pertama yg sesuai dg tabiat Islam adalah membentuk rumah tangga kita supaya menjadi rumah tangga yg Islami. Kita bertanggung jawab utk menegakkan Islam di dalam kelurga, yg merupakan masyarakat kecil ini. Kita bertanggungjawab utk menyampaikan ajaran Islam kepada keluarga kita, pasangan hidup kita, anak2 kita, serta kerabat dan handai taulan.
Inilah cara yg diikuti oleh Rasulullah dalam permulaan dakwah beliau.
Firman Allah:

"Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang di'azab. Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman".(QS 26:213-215)

Oleh sebab itu, tugas yg secara langsung diemban oleh setiap Muslim setelah bertanggung jawab kepada dirinya adalah tanggung jawab kepada keluarga, rumah, dan anak2nya.
Firman Allah:

"Hai orang2 yg beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yg bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat2 yg kasar, yg keras, yg tdk mendurhakai Allah terhadap apapun yg diperintahkan-Nya" (QS 66:6)

Tanggung Jawab Sebelum Menikah

Utk menolong kita didalam usaha2 membina rumah tangga yg Islami, Islam telah memberikan petunjuk kepada kita. Diantaranya adalah:

1. Pernikahan kita haruslah karena Allah.
    Yaitu bertujuan Untuk :
• Membina sebuah rumah tangga yg Islami
• Melahirkan keturunan yg shaleh
• Membina keluarga yg sanggup memikul amanah dan dapat melaksanakan kewujudan hidayah Allah sehingga hidayah tsb akan terus berlanjut.

Firman Allah:
"Sebagai satu keturunan yg sebagiannya (keturunan) dari yg lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS 3:34)

2. Pernikahan ditujukan untuk menjaga pandangan & kehormatan kita sehingga kita betul2 bertakwa kepada Allah.

Rasulullah telah bersabda: "Allah berhak menolong tiga golongan: orang yg berjihad di jalan Allah, hamba mukatab yg ingin membayar harga tebusannya (trustee), dan orang yg menikah dg tujuan utk dapat memelihara kehormatan dirinya." (HR Tirmidhi, Ibn Hibban, dan Al-Hakim).

Sabda Rasulullah yg lain: "Barang siapa yg menikah berarti dia telah menyempurnakan sebagian agamanya, maka hendaklah dia bertakwa kepada Allah yg merupakan sebagian lainnya lagi." (HR al-Baihaqi)

3. Kita haruslah bijak dalam memilih pasangan hidup yg akan menjadi teman hidup kita yg diharapkan bisa seiring dan sejalan.

Ini membutuhkan usaha yg sungguh-sungguh. Rasulullah SAW telah bersabda: "Pilihlah (yg terbaik) utk keturunanmu karena (kegagalan dari) satu generasi akan menuju kepada krisis." (HR Ibnu Majah dan Abu Mansur)

4. Kita hendaklah memilih pasangan hidup yg memiliki akhlak yg baik & berpegang teguh kepada agama, jadi kekayaan dan wajah bukanlah ukuran utama.

Sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam : "Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya; bisa jadi kecantikannya itu akan membuat mereka hina. Janganlah kamu menikahi wanita karena hartanya; boleh jadi hartanya itu akan membuat mereka zalim. Tapi nikahilah mereka karena agamanya. Wanita hamba sahaya yg tuli namun beragama adalah lebih baik." (HR Ibnu Majah)

5. Kita harus menjauhkan diri dari melanggar perintah Allah & menjauhi kemurkaan Allah serta azabnya.

Seperti yg disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam "Siapa yg menikahi wanita karena ketinggian kedudukannya, pernikahan itu tdk akan membawa sesuatu kepadanya kecuali kehinaan. Barangsiapa menikahi wanita karena hartanya maka itu tdk akan menambah sesuatu kepdanya kecuali kemiskinan. Barangsiapa yg menikahi wanita karena keturunannya, perkawinan itu tdk akan menambah sesuatu kepadanya kecuali hina dina. Dan barang siapa yg menikahi wanita dg tujuan agar dapat menahan pandangannya, memelihara kehormatannya atau menghubungkan silaturahmi, Allah akan memberikan berkah kepadanya bersama wanita itu dan memberikan berkah kepada wanita itu bersamanya." (HR Abu Nuaim)


Oleh: Abu Saifulhaq
http://www.alhikmahonline.org

Demi Allah, tahanlah lisan jahatmu atas suamimu!

Ketika diri dihadapkan pada suatu masalah, maka tak jarang gelapnya hati dan buntunya logika menuntun kita pada sebuah sikap yang justru lebih memperunyam suasana. Tak jarang pula, entah tanpa sadar atau tidak, kita mengeluarkan kata- kata makian dan penuh dengan nada- hujatan serta merendahkan. Dan sangat disayangkan, ketika obyek alias sasaran yang kita harapkan untuk menerima kerendahan itu ternyata adalah suami kita sendiri.Wahai wanita…

Lalu apakah yang kau peroleh setelah menghujat? Apakah yang kau peroleh setelah kalimat “margasatwa” itu telah habis- habisan kau paksaan bagi suamimu untuk mendengar? Legakah batinmu atas keadaan itu?

Masyaallah, lihatlah ternyata kau sama sekali tidak terlihat lebih indah. Demi Allah, memanglah sangat sakit mungkin, sakit yang kau rasakan saat kau penuh amarah. Namun semua kata- kata kotor yang kau lontarkan itu, ternyata tidak akan pernah sama sekali memuliakanmu di hadapan Allah, dan atau memberi celah untukmu mendapatkan jalan keluar atas masalahmu itu.

Maka bersabarlah….

Bersabar itu bukan berarti kau tak boleh sama sekali marah. Bersabar itu berarti kau tetaplah boleh marah, tetapi tidak menggunakan rasa marah yang kau rasakan itu, untuk merendahkan diri suamimu dan melukai hati beliau, sehingga beliau terasa sangat terendahkan dan sedih, sedang dirimu sendiri telah berhasil mengikhlaskan diri untuk tidak menjadi mulia.

Maka ingatlah para wanita, suamimu adalah tetap dan akan selamanya menjadi ladang ibadah bagimu untuk meraih surga. Beliau adalah penyelamat kehormatanmu, penjaga batinmu, dan karenanya kau juga tak mendapat julukan perawan tua ataupun janda yang dipandang sebelah mata oleh manusia. Kau memang sangat dan teramat bebas mengekspresikan kemarahan dan kata- kata jahatmu kepada suamimu, saat kau marah. Namun yakinlah bahwa kau tak akan pernah bebas dari efek samping yang akan kau terima di kemudian hari, atas semua yang telah kau lakukan itu.

Ketika kau marah dan protes atas sebuah keadaan, maka ingatlah bahwa keadaan yang sedang tersedia di hadapanmu itu, sesungguhnya sedang menantangmu untuk menunjukkan jati diri terbaikmu. Maka jangan kau sia- siakan kehadirannya, dengan justru menghadirkan serendah- rendahnya kualitas diri lewat lidahmu yang jahat.

Dan ketahuilah wahai wanita, lisanmu itu adalah nikmat dari Allah, namun bisa menjadi bencana terbesar bagi hidupmu jika kau telah lepas kendali. Maka kendalikanlah dia, dan jangan serahkan kekuasaan itu kepada selera dan keadaan perasaanmu saja yang setiap saat bisa berubah dan berbeda. Apakah kau tahu, banyak para suami dan mungkin termasuk suamimu, yang sebenarnya menginginkan untuk selalu berlaku mesra dan menjadikan istrinya “pos” terakhir dari petualangan hidupnya. Namun… istrinya kasar, pemarah, perendah bagi suaminya sendiri, tidak menghormati mereka.

Wahai wanita, kau adalah pemilih dari keadaan yang selanjutnya kau hadapi dan kau rasakan sendiri. Sekuat- kuatnya seorang laki- laki, maka pun akan patah juga pertahanan mereka saat telah tidak terasa lagi sebuah penghormatan dan perlakuan baik atas diri dan harga dirinya.


Siraaj
(voa/arrahmah.com)

29 Januari 2012

Janji Bertemu di Surga

Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi dan junjungan kita Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam , beserta segenap keluarga , sahabat serta para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman ...

Al-Mubarrid menyebutkan dari Abu Kamil dari Ishaq bin Ibrahim dari Raja' bin Amr An-Nakha'i, ia berkata, "Adalah di Kufah, terdapat pemuda tampan, dia kuat beribadah dan sangat rajin. Suatu saat dia mampir berkunjung ke kampung dari Bani An-Nakha'. Dia melihat seorang wanita cantik dari mereka sehingga dia jatuh cinta dan kasmaran. Dan ternyata, si wanita cantik ini pun begitu juga padanya. Karena sudah jatuh cinta, akhirnya pemuda itu mengutus seseorang melamarnya dari ayahnya. Tetapi si ayah mengabarkan bahwa putrinya telah dojodohkan dengan sepupunya.

Walau demikian, cinta keduanya tak bisa padam bahkan semakin berkobar. Si wanita akhirnya mengirim pesan lewat seseorang untuk si pemuda, bunyinya, 'Aku telah tahu betapa besar cintamu kepadaku, dan betapa besar pula aku diuji dengan kamu. Bila kamu setuju, aku akan mengunjungimu atau aku akan mempermudah jalan bagimu untuk datang menemuiku di rumahku'. Dijawab oleh pemuda tadi melalui orang suruhannya, 'Aku tidak setuju dengan dua alternatif itu,

"sesungguhnya aku merasa takut bila aku berbuat maksiat pada Rabbku akan adzab yang akan menimpaku pada hari yang besar." (Yunus:15)

Aku takut pada api yang tidak pernah mengecil nyalanya dan tidak pernah padam kobaranya.'

Ketika disampaikan pesan tadi kepada si wanita, dia berkata, "Walau demikian, rupanya dia masih takut kepada Allah? Demi Allah, tak ada seseorang yang lebih berhak untuk bertaqwa kepada Allah dari orang lain. Semua hamba sama-sama berhak untuk itu." Kemudian dia meninggalkan urusan dunia dan menyingkirkan perbuatan-perbuatan buruknya serta mulai beribadah mendekatkan diri kepada Allah. Akan tetapi, dia masih menyimpan perasaan cinta dan rindu pada sang pemuda. Tubuhnya mulai kurus dan kurus menahan rindunya, sampai akhirnya dia meninggal dunia karenanya. Dan pemuda itu seringkali berziarah ke kuburnya, Dia menangis dan mendo'akanya. Suatu waktu dia tertidur di atas kuburanya. Dia bermimpi berjumpa dengan kekasihnya dengan penampilan yang sangat baik. Dalam mimpi dia sempat bertanya, "Bagaimana keadaanmu? Dan apa yang kau dapatkan setelah meninggal?"

Dia menjawaba, "Sebaik-baik cinta wahai orang yang bertanya, adalah cintamu. Sebuah cinta yang dapat mengiring menuju kebaikan."

Pemuda itu bertanya, "Jika demikian, kemanakah kau menuju?" Dia jawab, "Aku sekarang menuju pada kenikmatan dan kehidupan yang tak berakhir. Di Surga kekekalan yang dapat kumiliki dan tidak akan pernah rusak."

Pemuda itu berkata, "Aku harap kau selalu ingat padaku di sana, sebab aku di sini juga tidak melupakanmu." Dia jawab, "Demi Allah, aku juga tidak melupakanmu. Dan aku meminta kepada Tuhanku dan Tuhanmu (Allah SWT) agar kita nanti bisa dikumpulkan. Maka, bantulah aku dalam hal ini dengan kesungguhanmu dalam ibadah."

Si pemuda bertanya, "Kapan aku bisa melihatmu?" Jawab si wanita: "Tak lama lagi kau akan datang melihat kami." Tujuh hari setelah mimpi itu berlalu, si pemuda dipanggil oleh Allah menuju kehadiratNya, meninggal dunia.

Wallahu A'lam


Oleh :
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

28 Januari 2012

Wasiat Rasulullah

Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi dan junjungan kita Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam , beserta segenap keluarga , sahabat serta para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman ...

Dalam sebuah kesempatan sahabat Abu Dzar al-Ghiffari r.a pernah bercakap - cakap dalam waktu yang cukup lama dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Diantara isi percakapan tersebut adalah wasiat beliau kepadanya. Berikut petikannya ;

Aku berkata kepada Rosulullah , "Ya Rasulullah, berwasiatlah kepadaku." Beliau bersabda, "Aku wasiatkan kepadamu untuk bertaqwa kepada Allah, karena ia adalah pokok segala urusan." "Ya Rasulullah, tambahkanlah." pintaku.

"Hendaklah engkau senantiasa membaca Al Qur`an dan berdzikir kepada Allah azza wa jalla, karena hal itu merupakan cahaya bagimu dibumi dan simpananmu dilangit."
"Ya Rasulullah, tambahkanlah." kataku.
"Janganlah engkau banyak tertawa, karena banyak tawa itu akan mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah."
"Lagi ya Rasulullah."
"Hendaklah engkau pergi berjihad karena jihad adalah kependetaan ummatku."
"Lagi ya Rasulullah."
"Cintailah orang-orang miskin dan bergaullah dengan mereka."
"Tambahilah lagi."
"Katakanlah yang benar walaupun pahit akibatnya."
"Tambahlah lagi untukku."
"Hendaklah engkau sampaikan kepada manusia apa yang telah engkau ketahui dan mereka belum mendapatkan apa yang engkau sampaikan. Cukup sebagai kekurangan bagimu jika engkau tidak mengetahui apa yang telah diketahui manusia dan engkau membawa sesuatu yang telah mereka dapati (ketahui)."

Kemudian beliau memukulkan tangannya kedadaku seraya bersabda,"Wahai Abu Dzar, Tidaklah ada orang yang berakal sebagaimana orang yang mau bertadabbur (berfikir), tidak ada wara` sebagaimana orang yang menahan diri (dari meminta), tidaklah disebut menghitung diri sebagaimana orang yang baik akhlaqnya."

Itulah beberapa wasiat emas yang disampaikan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada salah seorang sahabat terdekatnya. Semoga kita dapat meresapi dan mengamalkan wasiat beliau.

Wallahu A`lam



Oleh :
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Penyakit Hati dan Penangkalnya

Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi dan junjungan kita Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam , beserta segenap keluarga , sahabat serta para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman .

Setiap manusia tentu memiliki hati. Hati inilah yang mempengaruhi tabiat dan sifat seseorang. Apabila hati ini baik, maka manusia tersebut akan memiliki sifat yang terpuji. Namun jika hati yang dimiliki seorang manusia telah penuh dengan niat jahat, dapat dipastikan bahwa tingkah laku orang tersebut tidak akan jauh dari tindakan yang merugikan orang lain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Muhammad saw:

“Ketahuilah, sesungguhnya pada setiap jasad ada sekerat daging, apabila dia baik maka baik seluruh anggota jasad, apabila dia jelek maka jelek semua anggota jasad, ketahuilah dialah hati.” (HR. Bukhori)

Perubahan sifat yang ada dalam hati ini terjadi dengan sangat cepat. Semua itu terjadi semata karena kekuasaan yang dimilii Allah SWT. Dia-lah yang membolak-balikkan hati manusia sesuai dengan kehendak-Nya. Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut:

“Dinamakan hati (al-qolbu) karena cepatnya berubah.”(HR. Ahmad)

“Perumpamaan hati adalah seperti sebuah bulu di tanah lapang yang diubah oleh hembusan angin dalam keadaan terbalik.” (HR. Ibnu Abi Ashim)

“Sesungguhnya hati-hati anak Adam berada di antara dua jari-jari Alloh layaknya satu hati, Dia mengubah menurut kehendak-Nya.” (HR. Muslim)

“Ya Alloh, Dzat yang membolak-balikkan hati, condongkanlah hati kami untuk selalu taat kepada-Mu.” (HR. Muslim)

Meskipun demikian, kita harus terus berupaya untuk menjaga hati kita agar tidak terkena penyakit hati, yang menyebabkab kita tersesat dari jalan yang diridhoi Allah SWT. Begitu banyak penyakit yang dapat hinggap dalam hati kita, baik kita sadari maupun tidak.

Penyakit-penyakit hati tersebut dapat diketahui dengan melihat perilaku yang ditampilkan oleh seseorang dalam kesehariannya. Perilaku yang mencerminkan rusak dan sakitnya hati seseorang diantaranya adalah:

1. Melakukan kedurhakaan dan dosa

Di antara manusia ada yang melakukan kedurhakaan terus-menerus dalam satu jenis perbuatan. Ada pula yang melakukan dalam beberapa jenis bahkan semuanya dilakukan dengan terang-terangan, padahal Rosululloh bersabda:

“Setiap umatku akan terampuni kecuali mereka yang melakukan kedurhakaan secara terang- terangan.” (HR. Bukhori)

2. Merasakan kekerasan dan kekakuan hati

Keras dan kakunya hati seseorang membuat orang itu tidak memiliki sensitifitas terhadap masalah-masalah yang menimpa saudaranya sesame muslim. Hal ini karena ia tidak akan mampu dipengaruhi oleh apapun juga, dan hanya akan bertumpu pada keinginan pribadinya.

3. Tidak tekun beribadah

Ketekunan dalam beribadah merupakan sesuatu hal yang wajib kita laksanakan. Dalam beribadah kita harus benar-benar memperhatikan dengan seksama setiap gerakan dan ucapan/bacaan serta doa. Sedangkan orang yang hatinya mulai diliputi oleh “penyakit” tidak akan mampu tekun dan memperhatikan apa yang dilakukannya dalam beriadah.

4. Malas dalam ketaatan dan ibadah

Kalaupun ia beribadah, maka ibadah tersebut hanyalah sekedar rutinitas belaka, dan “kosong”. Masuk dalam kategori ini ialah perbuatan–perbuatan yang tidak dilakukan dengan mempedulikan nilai dari perbuatan tersebut atau meremehkan waktu-waktu yang tepat untuk melakukannya. Misalnya, melakukan sholat-sholat di akhir waktu, atau menunda-nunda haji padahal sudah ada kemampuan untuk melaksanakan.

5. Perasaan gelisah dan resah karena masalah yang dihadapi

6. Tidak tersentuh kandungan ayat-ayat suci Al Qur’an

7. Lalai dalam dzikir dan doa

8. Lalai dalam amar ma’ruf nahi munkar


Bara ghiroh dalam hati telah padam, tidak menyuruh kepada yang ma’ruf, tidak pula mencegah dari yang mungkar. Pada puncaknya, dia tidak mengetahui yang ma’ruf dan tidak mengetahui yang mungkar. Segala urusan dianggap sama

9. Gila kehormatan dan popularitas

Termasuk di dalamnya, gila terhadap kedudukan ingin tampil sebagai pemimpin yang menonjol dan tidak dibarengi dengan kemampuan yang semestinya.

“Sesunguhnya kamu sekalian akan berhasrat mendapatkan kepemiminan dan hal ini akan menjadi penyesalan pada hari kiamat.” (HR. Bukhori)

10. Bakhil dan kikir atas hartanya

Allah SWT memuji orang-orang Anshor dengan firman-Nya:

“… dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. al-Hasyr [59]: 9)

Rosulullah saw bahkan bersabda :

“Tidaklah berkumpul pada hati seorang hamba selama-lamanya sifat kikir dan keimanan.” (HR. Nasai)

11. Mengakui apa-apa yang tidak dilakukannya

Padahal penyakit ini yang menjadikan binasanya umat terdahulu. Alloh berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, mengapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Alloh bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. ash-Shof : 2–3)

12. Bersenang-senang diatas penderitaan umat muslim

13. Hanya pandai menilai kadar dosa yang dilakukan dan tidak melihat pada siapa dosa itu dilakukannya

14. Tidak peduli pada penderitaan sesama muslim

15. Mudah memutuskan tali silaturahmi/persaudaraan

16. Senang berbantah-bantahan yang mneyebabkan hatinya keras dan kaku

17. Sibuk dalam urusan dunia semata

18. Suka berlebih-lebihan


Penyembuhan

Perilaku tersebut diatas dapat dijadikan indikator awal akan adanya penyakit pada hati seseorang. Meskipun demikian, kita dapat menyembuhkan hati yang sakit tersebut dengan beberapa cara. Hal ini untuk mempertahankan keimanan yang ada dalam hati kita.

Rosulullah saw menggambarkan dalam salah satu sabda Beliau bahwa keimanan seorang hamba diibaratkan sebagai pakaian yang dibutuhkan untuk diperbaharui setiap saat. Beliau saw juga menggambarkan keimanan ibarat menatap bulan, terkadang bercahaya terkadang gelap, manakala bulan tersebut tertutup oleh awan maka hilanglah sinar dari rembulan tersebut, ketika gumpalan-gumpalan awan menghilang maka nampak kembali cahaya bulan tersebut.

Juga sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw :

“Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah dia mengubah dengan tangannya, jika dia tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian adalah selemah-lemah iman.” (HR. Bukhari)

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan seorang muslim sebagai upaya penyembuhan penyakit hati yang dideritanya:

1. Membaca dan menyimak Al Qur’an

Allah SWT telah memastikan bahwa al-Qur’an adalah penawar dari penyakit, penerang dan cahaya bagi hamba Allah yang dikehendaki-Nya. Firman Allah SWT :

“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman….” (QS. al-Isra’ : 82)

2. Merasakan keagungan Allah SWT

Banyak dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah yang mengungkap tentang keagungan Alloh. Jika seorang muslim memperhatikan nash-nash tersebut, niscaya akan bergetar hatinya dan jiwanya akan tunduk kepada Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui sebagaimana firman Allah :

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. al-An’am: 59)

3. Mencari dan mempelajari ilmu agama

Yaitu ilmu yang bisa menghasilkan rasa takut kepada Allah SWT dan menambah nilai keimanannya. Tidak akan sama keadaan orang yang mengetahui dan orang yang tidak mengetahui.

4. Banyak berdzikir

Dengan berdzikir kepada Allah SWT keimanan bertambah, rohmat Allah datang, hati tenteram, para malaikat datang mengelilingi mereka, dosa-dosa terampuni. Rosulullah saw bersabda:

“Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, andaikata kamu tetap seperti keadaanmu di sisiku dan di dalam berdzikir, tentu para malaikat akan menyalami kamu di atas tempat tidurmu dan tatkala dalam perjalanan.” (HR. Muslim)

5. Memperbanyak amal sholeh

Banyak hal yang dapat digunakan sebagai lading amal sholeh bagi kita. Sedangkan bentuk dan cara memperbanyak amal sholeh diantaranya adalah:

• Sesegera mungkin melaksanakan amal sholih

• Melaksanakan amal sholih secara terus-menerus

• Tidak gampang bosan dan capai dalam melaksanakannya

• Mengulang beberapa amal sholih yang terlupakan

• Senantiasa berharap apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT

6. Rajin melakukan ibadah

Di antara rahmat Allah SWT ialah dengan diberikan-Nya beberapa macam peribadatan, sebagiannya berbentuk fisik seperti sholat, sebagiannya berbentuk materi seperti zakat, sebagiannya berbentuk lisan seperti dzikir dan do’a. Bahkan satu jenis ibadah bisa dibagi kepada wajib, sunnah, dan anjuran. Yang wajib pun terkadang terbagi kepada beberapa bagian. Berbagai jenis ibadah ini memungkinkan untuk dijadikan sebagai penyembuh dari penyakit hati atau lemahnya keimanan.

7. Takut meninggal dalam keadaan su’us khotimah

8. Banyak mengingat mati

Rosulullah saw bersabda:

“Perbanyaklah mengingat penebas segala kelezatan, yakni kematian.” (HR. Tirmidzi)

Di antara cara yang efektif untuk mengingatkan seseorang terhadap kematian ialah dengan berziarah kubur, mengunjungi orang sakit, mengiringkan jenazah, dan lain-lain.

9. Selalu ingat akan tibanya hari akhir

10. Menelaah firman-firman Allah SWt yang terkait dengan peristiwa alam

11. Bermunajat dan pasrah kpeada Allah SWT

12. Tidak terlalu mengharap dunia

13. Banyak melakukan ibadah hati

14. Berdo’a kepada allah SWT agar dijaga keimanan kita


Semoga kita terhindar dari penyakit hati yang dapat melemahkan dan bahkan menghilangkan keimanan kita kepada Allah SWT. Dan semoga Allah SWT memberikan perlindungan kepada kita, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amin ...



(disarikan dari http://cambuk-hati.web.id/)
dimuat di www.syahadat.com

Adab Tidur Dalam Islam Sesuai Ajaran Rosulullah

Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi dan junjungan kita Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam , beserta segenap keluarga , sahabat serta para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman .

Adab-adab tidur sesuai ajaran Rasulullah SAW memang sudah sepantasnya kita terapkan. Bila kita mengikuti adabnya, maka Insya Allah tidur kita dinilai ibadah. Apabila tidur kita dinilai ibadah, coba bayangkan berapa banyak pahala yang kita dapatkan seumur hidup dari tidur kita? Katakan kita tidur 8 jam sehari, maka 1/3 dari hari kita gunakan hanya untuk tidur! Kalau ditelusuri terus sampai akhir hidup, maka kita menggunakan 1/3 hidup kita hanya untuk tidur! Maka dari itu kegiatan rutin ini merupakan hal yang sangat penting untuk menerapkan adab sesuai ajaran Rasulullah. Berikut di bawah hadist panduannya :


1. Dianjurkan Berintrospeksi Diri Sebelum Tidur

Berintrospeksi diri (muhasabah) sesaat sebelum tidur. Sangat dianjurkan sekali bagi setiap muslim bermuha-sabah (berintrospeksi diri) sesaat sebelum tidur, menge-valuasi segala perbuatan yang telah ia lakukan di siang hari. Lalu jika ia dapatkan perbuatannya baik maka hendaknya memuji kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dan jika sebaliknya maka hendaknya segera memohon ampunan-Nya, kembali dan bertobat kepada-Nya.

2. Berwudhu Sebelum Tidur

Kita sebaiknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu, sebagaimana hadits: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710).

3. Mengibaskan Tempat Tidur Sebelum Tidur

Sebelum tidur, hendaknya mengibaskan tempat tidur (membersihkan tempat tidur dari kotoran). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW : “Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan ‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR. Al Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, At-Tirmidzi No. 3401 dan Abu Dawud No. 5050).

4. Posisi Tidur yang Baik adalah Miring ke Sebelah Kanan

ntuk posisi tidur, sebaiknya posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan). Tidak menjadi masalah jika pada saat tidur nanti posisi kita berubah ke atas sisi kiri. Hal ini berdasarkan sabda Rosululloh: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710). “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350).

5. Membaca Do’a Sebelum Tidur

“Bismikaallahumma ahya wa bismika wa amuut”. Yang artinya : Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.

6. Apabila Gelisah

Apabila merasa gelisah, risau, merasa takut ketika tidur malam atau merasa kesepian maka dianjurkan sekali baginya untuk berdoa sebagai berikut: “A’udzu bikalimaatillahi attammati min ghadhabihi wa ‘iqaabihi wa syarri ‘ibaadihi wa min hamazaatisysyayaathiin wa ayyahdhuruun.” Yang artinya “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, siksa-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan para syaitan dan dari kedatangan mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud No. 3893, At-Tirmidzi No. 3528 dan lainnya).

7. Tidak Boleh Telanjang

Pada saat tidur tidak boleh telanjang berdasarkan hadits berikut : “Tidak diperbolehkan tidur hanya dengan memakai selimut, tanpa memakai busana apa-apa”. (HR. Muslim).

8. Sesama Jenis Kelamin, Dilarang Tidur Satu Selimut

Laki2 dengan laki2 atau wanita dengan wanita tidak boleh tidur dalam satu selimut seperti hadits berikut : “Tidak diperbolehkan bagi laki-laki tidur berdua (begitu juga wanita) dalam satu selimut”. (HR. Muslim).

9. Makruh tidur tengkurap

Abu Dzar Radhiallaahu anhu menuturkan : Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring tengkurap. Maka Nabi membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda : Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka. (H.R. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

10. Makruh tidur di atas dak terbuka

Karena di dalam hadits yang bersumber dari `Ali bin Syaiban disebutkan bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda : Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya. (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

11. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur

Dari Jabir Radhiallaahu anhu diriwayatkan bahwa sesung-guhnya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda : Padamkanlah lampu di malam hari apa bila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman. (Muttafaq `alaih)

12. Disunnahkan mengusap Wajah dengan Tangan setelah Bangun

Berdasarkan hadits berikut : “Maka bangunlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah dengan tangannya.” [HR. Muslim No. 763 (182)].

13. Jika Bermimpi Buruk

Jika bermimpi buruk, jangan sekali-kali menceritakannya pada siapapun, kemudian meludah ke kiri tiga kali (diriwayatkan Muslim IV/1772), dan memohon perlindungan kepada Alloh dari godaan syaitan yang terkutuk dan dari keburukan mimpi yang dilihat. (Itu dilakukan sebanyak tiga kali) (diriwayatkan Muslim IV/1772-1773). Hendaknya berpindah posisi tidurnya dari sisi sebelumnya. (diriwayatkan Muslim IV/1773). Atau bangun dan shalat bila mau. (diriwayatkan Muslim IV/1773).

14. Bersiwak Setelah Bangun

Berdasarkan hadits berikut : “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari No. 245 dan Muslim No. 255).

15. Ber-istinsyaq dan ber-istintsaar

Ber-istinsyaq dan ber-istintsaar (menghirup kemudian mengeluarkan atau menyemburkan air dari hidung). “Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya syaitan bermalam di rongga hidungnya.” (HR. Bukhari No. 3295 dan Muslim No. 238).

16. Mencuci Kedua Tangan Tiga Kali

Mencuci kedua tangan tiga kali, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Apabila salah seorang di antara kamu bangun tidur, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali.” (HR. Al-Bukhari No. 162 dan Muslim No.278).


Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa posisi tidur yang paling baik adalah bertumpu pada sisi kanan tubuh (menghadap ke kanan), dan ternyata hal ini sesuai dengan riset ilmiah yang telah dilakukan oleh beberapa orang. Berdasarkan riset ilmiah, posisi tidur seperti ini lebih menyehatkan daripada tiga posisi yang lain, yaitu tidur telentang , tengkurap, dan tidur dengan bertumpu pada sisi kiri tubuh.

Posisi Telentang : Tidur berbaring dengan posisi telentang kurang sehat, sebab menekan atau menyesakkan tulang punggung, bahkan kadangkala bisa menyebabkan kita ingin ke toilet/WC.

Tidur Tengkurap : Tidur tengkurap atau menelungkup tidak baik untuk pernapasan. Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam atau pun tidur siang. “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)

Posisi Kiri : Tidur dengan bertumpu pada sisi kiri badan (menghadap ke kiri) dapat menghimpit posisi jantung sehingga sirkulasi darah terganggu dan pasokan darah ke otak berkurang. Dengan berkurangnya pasokan darah ke otak, tidur pada posisi kiri dapat pula mengakibatkan kita sering mengalami mimpi-mimpi tidak baik (nightmares), serta berjalan dalam keadaan tidur (somnabulisme).


Original Article's Title is Adab Tidur dalam Islam sesuai Ajaran Rasulullah | A TechnoLedge Blog
in http://muhfachrizal.blogspot.com
Under Creative Commons License: Attribution


( Health , knowledge , life style , religi )