29 Oktober 2012

Amal Perbuatan

      Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi dan junjungan kita Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam , beserta segenap keluarga , sahabat serta para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman .

Beberapa ungkapan yang mungkin dapat kita jadikan renungan insyaAllah :

      Aku tak berharap sanjungan ataupun pujian, namun justru aku mengharap hinaan ataupun cacian hingga dengan hinaan dan cacian tersebut dapat mendekatkanku pada Rabb - ku, dari pada sanjungan ataukah pujian yang hanya akan menjauhkanku pada Rabb - ku ...

      Aku tak takut segala keburukanku ataukah kejahatanku terungkap ataukah terlihat, namun aku sangat takut apabila segala sesuatu yang aku perbuat yang Allah anggap suatu amalan ataukah kebaikan terungkap atau terlihat , hingga membuat hati dan diriku menjadi riya karenanya ...

    Setiap orang memiliki jalan hidup masing - masing , baik ataukah buruk , sesat ataukah tidak bergantung kepada pilihan seseorang dalam menentukan pilihan dan jalan hidupnya ...

    Baik ataukah buruk jalan hidup seseorang tentulah masing - masing memiliki konsekuensi . Sebagaimana dalam firman Allah :

'' Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat , maka itu untuk dirimu sendiri ...

( Q. S . Al Israa : 7 )

Setiap amal perbuatan baik ataukah buruk yang telah kita lakukan pastilah ada balasanya , sesuai dengan firman Allah :

'' Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat ( balasan ) nya .Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun , niscaya dia akan melihat ( balasan ) nya pula .''

( Q.S . Az Zalzalah : 7 - 8 )




 Mustaghfirin Rabbani ...
 13 Dzulhijah ...

Meski Diejek, Pemulung Ini Tetap Berkurban

Yati (55) menabung susah payah untuk berkurban. Wanita yang berprofesi sebagai pemulung ini mengaku sempat ditertawakan saat bercerita seputar niatnya untuk berkurban.
“Pada ketawa, bilang sudah pemulung, sudah tua, nggembel ngapain kurban,” cerita Yati kepada Merdeka, Jumat (26/10).
Tapi Yati bergeming. Dia tetap meneruskan niatnya untuk membeli hewan kurban. Akhirnya setelah menabung tiga tahun, Yati bisa berkurban tahun ini.
Yati mengaku sudah seumur hidup ingin berkurban. Wanita tua asal Madura itu malu terus mengantre daging kurban. Keinginan ini terus menguat, saat Bulan Ramadan. Yati makin giat menabung.
“Saya ingin sekali saja, seumur hidup memberikan daging kurban. Ada kepuasaan, rasanya tebal sekali di dada. Harapan saya semoga ini bukan yang terakhir,” jelasnya.
“Pada bilang apa tidak sayang, mending uangnya untuk yang lain. Tapi saya pikir sekali seumur hidup masa tidak pernah kurban. Malu cuma nunggu daging kurban,” beber Yati.
Yati dan suaminya Maman (35) sama-sama berprofesi sebagai pemulung. Pendapatan mereka jika digabung cuma Rp 25 ribu per hari. tapi akhirnya mereka bisa membeli dua ekor kambing. Masing-masing berharga Rp 1 juta dan Rp 2 juta.
mengaku menabung tiga tahun untuk membeli dua ekor kambing kurban. Walau susah payah, mereka ingin memberikan kurban, bukan terus mengantre diberi daging kurban. “Saya nabung tiga tahun untuk beli dua ekor kambing. Yang besar itu saya beli Rp 2 juta, yang kecil Rp 1 juta,” kata Yati
Dua kambing ini disumbangkan ke Masjid Al Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan. Jemaah masjid megah itu pun meneteskan air mata haru.

By aan ( Kisah Islami )